Lagi Mentok Tidak Ada Pekerjaan ? Coba Pelajari Wangsit Perjuangan Kreatif Mereka
Banyak orang yang butuh ilham perjuangan kreatif dan mencari info ihwal ilham perjuangan kreatif inovatif, ilham bisnis kreatif dan unik, ilham bisnis kreatif yg jarang ada, ilham bisnis kreatif di dunia, teladan perjuangan kreatif, bisnis unik dan kreatif, bisnis kreatif anak muda dan sebagainya. Untuk itu berikut kami bagikan kisah singkat hasil perjalanan ke Samsat Jember ihwal ilham perjuangan kreatif seseorang yang saya jumpai di sana, semoga sanggup menambah wawasan kita. Simak ceritanya:
Kemarin saya ke Samsat Jember. Pelayanan oke. Tanpa calo, tiada pungli. Salut. Tapi bukan reformasi birokrasi yang hendak saya bahas. Melainkan jenis profesi paling mutakhir yang saya ketahui. Profesi ini disebut "juru tulis".
Kemarin saya ke Samsat Jember. Pelayanan oke. Tanpa calo, tiada pungli. Salut. Tapi bukan reformasi birokrasi yang hendak saya bahas. Melainkan jenis profesi paling mutakhir yang saya ketahui. Profesi ini disebut "juru tulis".
Ini profesi yang hanya bermodal keramahan plus 1 bolpen brand pilot. Orangnya ada di depan ruang arsip BPKB. Ramah menyapa siapapun yang membawa map seusai melangsungkan cek fisik. "Juru tulis" ini mengatakan menuliskan, lebih tepatnya menyalin, goresan pena di BPKB/STNK ke atas formulir. Sederhana bukan. Tarifnya Rp 5000. Hahaha kreatif juga. Hanya begitu, tapi sanggup menjadi penghasilan tetap. Saya lihat banyak yang memakai jasanya, entah alasannya yakni tidak tahu kalau ada tarifnya, entah alasannya yakni khawatir salah sehingga memanfaatkan jasa juru tulis ini. Semuanya sah-sah saja.
Melihat jenis profesi ini, saya percaya, insan Indonesia kreatif. Jika mau berpikir out of the box, bergerak, meminggirkan gengsi, pasti bakal jadi fulus. Coba lihat, ada pertigaan/perempatan sempit, jalur ramai, tidak ada polantas, lantas muncul sosok Pak Ogah alias polisi cepek. Modalnya percaya diri mengatur distribusi jalur kemudian lintas dengan senjata peluit. Kalau masih kurang pede biasanya memakai rompi warna hijau menyala bertuliskan "Penegak Disiplin" di bab punggung. Senjata lainnya: tongkat yang sanggup menyala merah persis pedang lightsaber-nya Darth Maul dan Darth Vader di serial Star Wars itu. Hahaha. Cara begini sudah jadi profesi. Bahkan, di beberapa titik keramaian di Surabaya, khususnya pertigaan/perempatan/putar balik, sudah ada jaringan yang mengatur penguasaan lahan, sewa titik, serta setoran per hari.
Selain Pak ogah, tukang parkir kayaknya hanya sanggup ditemui di negara kita. Walaupun sudah ada hukum parkir berlangganan yang tertera dalam Perda, misalnya, tetap saja orang merasa nggak yummy kalau nggak ngasih fee ketukang parkir yang berseragam. Yang paling apes kalau menghadapi tukang parkir siluman. Biasanya ada di minimarket. Kita tiba dia nggak ada, tapi begitu kita selesai dan mau tancap gas, eh si tukang parkir nongol sambil senyum-senyum, dan berlagak mengatur begini-begitu. Benar-benar ajaib. Hahahaha. Lebih apes lagi kalau fotokopi KTP di kios yang rame di pinggir jalan protokol. Biaya fotokopi KTP sih hanya Rp 200, tapi bayar parkirnya Rp 2000. Muke gile! Tombok!
Saya kira masih banyak pekerjaan khas orang Indonesia. Pedagang asongan, pawang hujan, tukang tambal ban, jamu gendong, permak jins keliling, tukang timbang tubuh dan cek darah keliling, permak kasur keliling, sampai ojek payung. Indonesia bangeeeet.
Intinya, jikalau mau bergerak berusaha pasti ada jalan. Yang ruwet itu ya yang sarjana, nggak kreatif, gengsian, pengen sanggup kerja yummy tapi enggan berusaha, dan sambil cari lowongan kerja dia ngabisin kuota dengan mencaci maki pemerintah yang dianggap gagal menyediakan lapangan kerja. Hahaha, ayolah gaes, bangun, berdiri woi, bangun! Pekerjaan alternatif banyak.Tinggal mau apa tidak. Mau menyingkirkan gengsi atau nggak. Jualan online juga bisa, jadi tukang gosok kerikil akik juga oke, kalau mau jadi petugas kawin suntik sapi juga bagus. Kalau sudah sanggup kerja, ya yang serius bekerja. Teruslah bekerja, jangan berharap pada pemerintah!
####
Suatu hari, dikala bercengkerama bersama para sahabat, Rasulullah didatangi pengemis. Oleh dia ditanya, apa yang dia punya di rumah. Hanya kain dan bejana, jawabnya. Rasulullah memerintahkan biar kedua barang dibawa ke hadapan beliau. Lantas Rasulullah melelang kedua benda itu kepada para sahabat. Laku dua dirham. Satu dirham diminta biar dibelikan masakan untuk keluarga pengemis, satu dirham lain dibelikan kapak. Demikian perintah beliau. Perintah dilaksanakan. Setelah itu, dengan tangannya yang mulia, dia memasangkan mata kapak itu di atas gagang kayu, memberikannya kepada mantan pengemis dan memerintahkan biar dia bekerja mencari kayu bakar dengan alat kapak tadi. Bekas peminta-minta itu pun jadinya mempunyai pekerjaan.
Rasulullah tidak hanya melarang pria itu mengemis, melainkan juga memberi solusi biar sahabatnya sanggup mandiri. Rasulullah telah mengajarkan apabila bekerja itu mulia, mencari nafkah halal untuk keluarga juga merupakan sebuah pembuka jalan surga.
Ayo kerjo, ayo makaryo, rek!