Lebih Duka Telat Posting Daripada Kurang Menerima Pengunjung
Jika dibandingkan dengan kurangnya jumlah pengunjung yang masuk ke blog, aku lebih merasa murung apabila telat atau tidak posting sama sekali. Alasannya mudah, alasannya dengan memperbanyak kuantitas post maka hal itu akan mempengaruhi pengunjung dan tentunya juga pendapatan dari Google AdSense.
Saya tahu bahwa kuantitas saja tidaklah cukup, dengan begitu kualitas juga harus dipenuhi di setiap konten yang diterbitkan. Ya, walau bahwasanya aku sendiri tidak tahu apakah goresan pena yang telah aku posting sudah menerima kriteria dari kualitas, alasannya yang sanggup menilai ialah pembaca. Namun, aku juga mengusahakan untuk selalu menerbitkan konten berkualitas sesuai dengan feeling eksklusif kalau menjadi seorang pencari informasi.
Ini ialah legalisasi eksklusif bahwa seorang blogger juga mempunyai sisi kelemahan, kalau aku eksklusif ialah merasa murung apabila telat atau tidak posting. Dan tentu saja semua blogger mempunyai kelemahan, bahkan kalau kalian masuk atau bergabung ke grup-grup blogger tidak sedikit dari mereka yang curhat dengan kehidupannya.
Ada blogger yang menulis soal tips cinta dalam blognya, namun bahwasanya ia seorang jomblo, sehingga dikala ditanya duduk masalah percintaan oleh blogger lain ia hanya malu-malu. Ada juga blogger yang merasa kurang puas dengan hasil dari kegiatan blogging-nya, mengeluh perihal trafik yang didapat kurang banyak. Ya, masih ada banyak hal lainnya mengenai kelemahan para blogger.
Lucu, walau dimulai dari hobi yang kemudian menjalar menjadi bisnis, blogger mempunyai dongeng sendiri yang cenderung diam-diam di setiap goresan pena yang dipublikasi.
Saya merasa bahwa ngeblog / blogging telah menjadi jalan hidup dan bahkan candu. Merasa ada yang kurang apabila belum posting, menampilkan desain / template yang tidak user friendly, serta tidak melihat blog sendiri.
Rasanya sangat menyenangkan sanggup menyebarkan dengan orang lain, sekecil apapun info yang aku ketahui. Ibarat mengunjungi sebuah taman, bahagia apabila sudah melihat pemandangan yang asri dan menghirup udara yang segar.
Saya tahu bahwa kuantitas saja tidaklah cukup, dengan begitu kualitas juga harus dipenuhi di setiap konten yang diterbitkan. Ya, walau bahwasanya aku sendiri tidak tahu apakah goresan pena yang telah aku posting sudah menerima kriteria dari kualitas, alasannya yang sanggup menilai ialah pembaca. Namun, aku juga mengusahakan untuk selalu menerbitkan konten berkualitas sesuai dengan feeling eksklusif kalau menjadi seorang pencari informasi.
Ini ialah legalisasi eksklusif bahwa seorang blogger juga mempunyai sisi kelemahan, kalau aku eksklusif ialah merasa murung apabila telat atau tidak posting. Dan tentu saja semua blogger mempunyai kelemahan, bahkan kalau kalian masuk atau bergabung ke grup-grup blogger tidak sedikit dari mereka yang curhat dengan kehidupannya.
Ada blogger yang menulis soal tips cinta dalam blognya, namun bahwasanya ia seorang jomblo, sehingga dikala ditanya duduk masalah percintaan oleh blogger lain ia hanya malu-malu. Ada juga blogger yang merasa kurang puas dengan hasil dari kegiatan blogging-nya, mengeluh perihal trafik yang didapat kurang banyak. Ya, masih ada banyak hal lainnya mengenai kelemahan para blogger.
Lucu, walau dimulai dari hobi yang kemudian menjalar menjadi bisnis, blogger mempunyai dongeng sendiri yang cenderung diam-diam di setiap goresan pena yang dipublikasi.
Kembali ke topik
Saya merasa bahwa ngeblog / blogging telah menjadi jalan hidup dan bahkan candu. Merasa ada yang kurang apabila belum posting, menampilkan desain / template yang tidak user friendly, serta tidak melihat blog sendiri.
Rasanya sangat menyenangkan sanggup menyebarkan dengan orang lain, sekecil apapun info yang aku ketahui. Ibarat mengunjungi sebuah taman, bahagia apabila sudah melihat pemandangan yang asri dan menghirup udara yang segar.