Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Maafkan Saya Istriku Saya Terlambat Jatuh Cinta Padamu



Arti kehadiran seorang ISTRI..
Kalau sudah tiada gres terasa,  ,
Ini cerita positif seorang SUAMI.
Rumah masih ramai sehabis pulang dari pemakaman, kepalaku masih pusing karna tak dapat menahan tangis melihat jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat. Aku makin tak dapat menahan airmata ketika melihat bawah umur menangis memandangi orang-orang yg menimbun badan ibu mereka. Lama saya membisu di pemakaman, mengingat kembali ketika istriku masih ada. Aku ingat semua dosaku, kesalahanku, lisan kasarku, ketidakpedulianku, bahkan yg paling saya ingat membiarkan ia berpikir sendiri wacana keuangan keluarga.

Aku pikir ketika dipemakaman ialah momen tersedih yg saya alami sepanjang hidupku, ternyata itu belum apa-apa. Banyak kepiluan-kepiluan lain yg membuatku serasa hancur. Mulai ketika malam sehabis rumah ini kosong dari pelayat, bawah umur ibarat tidak mau tidur tanpa ibunya. Mereka masih menangis sesengukan. Aku hanya dapat memeluk mereka tanpa dapat menyembunyikan kesedihan diwajahku.

Putriku yg berusia 5 tahun beberapa kali berlari kekamar sambil memanggil ibunya. Sepertinya ia lupa bahwa ibunya telah tiada. Kemudian ia keluar lagi dg wajah kecewa.

Malam berlalu tanpa saya dapat melelapkan mata sedetikpun. Aku memandangi bawah umur yg tidur dg gelisah. Sebentar-sebentar terbangun dan putra pertama kami yg berusia 9 tahun ternyata menangis sambil melekatkan wajahnya dibantal. Adiknya pria berusia 7 tahun udah tertidur, namun sesekali ngigau memanggil ibunya. Sungguh saya tak hening malam itu. Rasanya rumah ini hampa.

Beberapa hari masih dengan suasana yg sama, masih ada kerabat yg membantu masak dan menyapu rumah hingga hari ketiga. Masih banyak tetangga yg memeluk dan menguatkan anak-anak.

Hingga tibalah hari yg menciptakan saya amat SEDIH. Yaitu hari ketika mereka mulai masuk sekolah. Pagi itu mereka semua sudah bangun, saya kebingungan, anak-anakku juga ibarat resah mau berbuat apa. Biasanya pagi kami selalu dibangunkan, disuruh mandi dan sholat, disiapkan pakaian, dibuatkan sarapan dan kami berangkat dalam keadaan rapi dan perut yg sudah kenyang. Hari ini semua kami hanya diam. Aku menyuruh bawah umur melihat makanan dikulkas tapi yg ada hanya materi mentah. Rumah yg biasanya rapi nampak berantakan. Aku pergi membeli sarapan untuk kami berempat. Saat membayar saya kaget uang 50rb tanpa kembalian. Padahal selama ini saya memberi uang 50rb kepada istriku cukup untuk makan kami hingga malam. Kadang-kadang saya marah-marah jikalau ia minta tambahan. Aku bawa sarapan pulang dan bawah umur sudah menunggu dimeja makan. Sudah jam 7.30 biasanya mereka sudah diantar kesekolah semuanya diantar istriku berbarengan, sementara saya gres pulang beli sarapan. Dalam hati jikalau terlambat semoga dimaklumi karna habis kemalangan. Saat mau makan saya tidak tau dimana piring dan sendok, mengambilkan air dan dimana letak gelas. Saking saya yg selalu dilayani semua oleh istri. Aku makin merasa kacau ketika jam sudah menuju jam 8 dan anak2 belum terantar semua. Aku benar-benar kehilangan seorang tuhan dalam rumah kami. Inikah yg selama ini dilakukan istriku? Mengapa saya selalu menganggap ia tak ada kerjaan. Selalu menganggap sepele pekerjaan seorang ibu. Aku masih linglung ditempat kerja. Masih banyak teman2 yg menghampiri mengucapkan belasungkawa. Hingga saya ditelpon oleh walikelas anak ku yg masih Taman Kanak-kanak katanya anak2 udah pulang tapi belum ada yg jemput, saya minta ijin pergi menjemput anak dan jam 12 anakku yg no 2 juga menelpon minta dijemput karna udah pulang. Selama ini saya tak tau satupun jadwal mereka. Aku hanya bekerja dan tak peduli dengan itu semua. Anakku yg besar pulang jam 2 artinya saya tak dapat kembali ketempat kerja. Sampai disekolah anakku, saya masih melihat didepan sekolah masih ada bekas darah ketika istriku kecelakaan 3 hari lalu, kecelakaan yg serta merta merenggut nyawanya ketika menjemput anak sulungku.

Sampai dirumah bawah umur nampak kelaparan, biasanya dibekali makan dan yg Taman Kanak-kanak katanya biasanya dijemput dan lansung makan dirumah. Baru kembali jemput abangnya sehabis makan. Ternyata saya tak tau administrasi waktu sehebat almarhumah istriku. Aku harus kewarung makan lagi untuk pergi membeli makan siang. Begitupun nantinya makan malam. Sehingga tidak kurang dari 200rb hingga malam. Aku berpikir ini gres 1 hari, bagaimana jikalau 1 bulan. Gajiku tidak akan cukup untuk kami berempat.

Malam ini bawah umur juga mengingatkanku tadi mereka tidak ada yg ngaji karna tidak ada yg mengantarkan ketempat ngaji mereka.

Ya Allah

Indah sekali caramu menegurku,

Begitu kacaunya hidupku TANPA istriku, keuangan makin amburadul, bawah umur tak terurus, makanan favoritku tidak ada lagi. Rumah dan flora ibarat hilang aura karna tak ada yg merawat dan membersihkan. Aku masih sempat merasa perempuan diluaran lebih anggun dari istriku. Andai saya dapat menebus apapun yg telah saya lakukan kepada istriku selama ini saya ingin memperbaikinya. Aku ingin membantunya, menyayanginya sepenuh hati dan tak akan pernah berkata bergairah kepadanya Dia begitu lelah setiap hari, tapi sepulang kerja saya masih sering membentaknya. Saat ia minta aksesori belanja saya berkata bergairah kepadanya. Dia ketika saya jadikan istri rela berpisah dengan anggota keluarga besarnya, hidup susah payah dan sederhana denganku.

Maafkan saya istriku, andai saya dapat menebus semua kesalahanku, satu hari saja tanpamu kami ibarat anak ayam kehilangan induknya. Berserakan.

Saat sholat saya kembali menangis sejadi-jadinya

Andai dapat kutebus, saya ingin menebus meski dengan nyawaku. Aku mau ia yg hidup menjaga bawah umur dan biarlah saya yg menghadap-Mu. Ini sangat berat bagiku apalagi bagi anak-anakku. Demikian do'a tengah malamku.

Aku tak tega melihat pakaian bawah umur yg kusut tak terurus, makan yg tak ada yg masak dan saya tak tega melihat mereka kekurangan kasih sayang.

Jujur selama ini saya tak bersahabat dengan anak-anak. Mereka selalu sama ibunya. Aku hanyalah kerja, pulang, tidur dan kerja lagi. Aku tak tau apa-apa wacana urusan anak dan rumah.

Istriku, saya berdoa semoga lelah mu jadi ibadah, semoga semua yg kamu lakukan untuk kami membawamu ke syurga, semoga engkau senang di alammu. Kali ini saya benar-benar menangis tersedu-sedu sambil membayangkan wajahmu. Kau tak pernah mengeluh dengan pekerjaanmu, kamu tak pernah meminta sesuatu yg saya tak mampu membelinya. Kau jalani semua dg sabar dan saya merasa belakangan jarang memperhatikanmu. Jarang bertanya bagaimana bawah umur kita, jarang bertanya bagaimana hari-harimu.

Engkau ibu yg luar biasa bagi bawah umur kita. Semuanya terlihat ketika engkau tlah tiada kemurungan selalu menyelimuti wajah mereka. Mereka sering menangis, mereka sering salah memanggilmu sepulang sekolah. Mereka sering berlari kekamar kita seperti engkau masih ada.

Kekasih hatiku

Mengapa saya jatuh cinta padamu justru sehabis engkau tiada. Tidak akan ada yg menggantikan dirimu dihatiku. Mengapa rasa cinta ku padamu menggebu-gebu ketika dirimu sudah berada dipusara.

Maafkan saya istriku.

Aku terlambat jatuh cinta padamu